Gadget Adalah Candu

Terlalu berlebihan memang jika menyebut gadget sebagai sebuah candu. Namun fenomena yang terjadi luas di kalangan manusia modern saat ini tak menutup kemungkinan pengistilahan tersebut. Banyak orang yang memiliki ketergantungan terhadap gadget seperti halnya ketergantungan terhadap candu atau opium, baik itu berupa telepon genggam, tablet, notebook hingga perangkat elektronik lainnya. Gadget sendiri adalah istilah untuk sebuah perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus, seperti misalnya telepon genggam yang berfungsi untuk melakukan komunikasi suara jarak jauh serta kirim-terima pesan pendek dan saat ini fungsinya melebar tidak hanya sebagai dua hal tersebut tetapi menjadi perangkat multimedia mini.

Ketergantungan orang-orang terhadap gadget dapat dengan kentara terlihat dalam kesehariannya. Ketika baru bangun tidur, hal pertama yang dilakukan biasanya adalah menggapai telepon genggam untuk memeriksa apakah ada notifikasi yang masuk atau tidak. Sampai ketika ingin menutup mata tak lupa untuk memberitahukan kepada khalayak ramai seantero media sosial bahwa dirinya akan tidur lalu memasang bel penanda bangun diaktifkan dan kemudian gadgetnya diletakkan di tempat terdekat dan mudah terjangkau oleh tangan ketika terbangun.

Berbagai informasi aktifitas dalam sehari dapat ditampung ke dalam sebuah akun media sosial di perangkat kecil bernama gadget, berbagai hal pula dapat dipermudah oleh fungsi-fungsi yang disuguhkan oleh gadget. Alasan tersebut menjadikan manusia begitu dekat dengan gadget dan kemudian menjadi keranjingan untuk selalu menggunakannya. Akhirnya perangkat-perangkat yang digunakan dalam keseharian tersebut merubah perilaku manusia, baik dalam bersosialisasi maupun dalam menyikapi suatu keadaan di sekitar atau mungkin lebih tepat untuk disebut pergeseran etika.

Adalah hal yang begitu menyebalkan ketika kita harus berhadapan dengan sahabat paling dekat yang sedang sibuk dengan gadgetnya, seolah-olah kita adalah tembok yang kurang memiliki arti ketimbang gadget. Sering ditemui pada sebuah meja cafe dimana beberapa orang yang saling kenal sedang sibuk-sibuknya dengan gadgetnya masing-masing hingga muncul istilah “menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh”. Permasalahan sosial berhasil diciptakan oleh gadget untuk orang-orang yang tak mampu mengendalikan ketergantungan terhadapnya. Interaksi langsung antar manusia tanpa media perantara bernama gadget atau kehangatan kedekatan fisik sedang membunuh dirinya sendirinya pelan-pelan. Saking telah menjadi kebiasaan, hal-hal tersebut menjadi tak terasa oleh para pecandu gadget.

Saya sendiri saat ini sedang mencoba untuk mengurangi ketergantungan tersebut, mulai dengan tidak terlalu aktif di beberapa media sosial, mengurangi obrolan-obrolan tak penting melalu berbagai aplikasi chatting, dan sebisa mungkin untuk tak menyentuh gadget. Hal tersebut terbilang sulit bagi kebanyakan orang namun bukan berarti tidak mungkin untuk dapat menggunakan sewajarnya. Berbagai siasat mulai dicoba untuk menjauhkan diri dari perilaku negatif penggunaan gadget. Salah satu cara yang diambil adalah mencoba menyibukkan diri dengan kegiatan yang tak berhubungan dengan gadget seperti membaca buku, memainkan alat musik atau berjalan-jalan menikmati keindahan alam dan keliling suatu daerah.

Sehingga ada kemungkinan yang akan muncul setelah tanda titik terakhir dari beberapa paragraf ini menjadi titik awal untuk tak aktif pada beberapa media sosial, mengurangi penggunaan gadget kecuali memiliki urgensi yang cukup tinggi, memprioritaskan pada hal-hal penting yang tak boleh ditunda hanya karena ingin tahu gosip melalui gadget, memulai berinteraksi langsung tanpa menyibukkan diri sendiri dengan gadget ketika berada dihadapan orang yang bisa dijadikan rekan bicara. Dengan demikian, secara berangsur-angsur, kecanduan terhadap penggunaan gadget akan terkikis dan gadget tak akan mengendalikan lagi kehidupan. Saatnya kembali merasakan hangatnya senyum orang di sebelah, menikmati suara dan berbagi cerita dengan orang yang ada di hadapan dan fisiknya berada dekat tanpa harus terganggu oleh mereka yang berada jauh dan sosoknya terhalang layar kaca.

Saya rindu era sebelum tahun 2000.

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑